Tips
ini diperuntukkan bagi kamu yang ingin memasuki PTN melalui Jalur SNMPTN 2015 (tanpa tes). Mungkin kamu juga
sudah membaca tips dan pengalaman lolos SNMPTN 2015 dari berbagai sumber, tapi
penting juga untuk tahu apa alasan PTN memoloskan peserta SNMPTN
2015.
#1 Cek tradisi sekolah kamu.
Mempertimbangkan
tradisi sekolah kamu ini penting. Caranya: minta data senior kamu yang sudah
ketrima di PTN, berapa banyak, di PTN mana aja, di jurusan mana aja, dst.
Kampus seperti UGM, UI, atau ITB mengincar 2% terbaik (cream of the cream).
Kampus IPB/Undip mengincar 5% terbaik, dan mereka punya database dari SMA mana
aja mahasiswa mereka berasal. Kampus-kampus tahu lho mana sekolah yang
bener-bener unggulan, mana sekolah yang mengkatrol nilai siswanya supaya
diterima di PTN, dan mereka tahu sekali kalau UN itu tiap tahun penuh
kecurangan, mereka tahu kok sekolah macam apa yang dipenuhi anak-anak 2%
terbaik, atau 5% terbaik, dan sekolah-sekolah yang beli akreditasi A.
Jadi
kalo senior kamu mayoritas masuk UGM, ya mending kamu pilih UGM. Bagaimanapun,
prestasi kamu di sekolah akan dibandingkan dengan senior kamu yang kuliah
disana. Misalnya senior kamu dulunya rangking 10 di kelas, tapi prestasinya
bagus di teknik sipil UGM, (IPK-nya 3,5) sedangkan kamu ranking 3 di kelas dan
juga memilih teknik sipil UGM, maka UGM punya “harapan” sama kamu. Dengan
demikian, kemungkinan kamu diterima ya lumayan besar.
Nah,
sekarang kalau senior gak ada yang masuk kampus tersebut, kamu mau dibandingin
sama siapa? Nilai raport kadang tidak terlalu dilihat, nilai 8 di SMA kamu
tidak sama artinya dengan nilai 8 di SMA lain. Nilai 8 di SMA 3 Yogyakarta
pasti lain artinya dengan nilai 8 di SMA 3 Bali. Jadi, jangan bertindak konyol
untuk coba-coba.
#2 Buang saja jauh-jauh gosip tidak benar
Banyak
gosip yang tidak berkembang tentang SNMPTN 2015. Sebaiknya kamu jangan
terlalu permpertimbangkan gosip ini. Misalnya:
a.
Anak IPA tidak boleh milih IPS, Anak IPS tidak boleh milih IPA. Banyak buktinya
mahasiswa FKG UGM ada yang dari SMA IPS. Setiap tahun, selalu ada anak SMA IPA
yang diterima di Akuntansi UGM via undangan/PMDK/tanpa tes dan jumlahnya selalu
lebih dari dua. Nah, nilai IPA apa yang dilihat buat masuk Akuntansi UGM? Ga
ada kan?
b.
UGM dan universitas favorit lainnya tidak mau jadi pilihan kedua. Kenyataannya:
Ada lho siswa yang pilihan pertama Arsitek ITB, pilihan keduanya arsitek UI
pada SNMPTN Undangan tahun 2011, dan dia ketrima undangan di arsitek UI. Bahkan
ada siswa yang diterima masuk UI di pilihan ketiga tiga tahun yang lalu.
c.
Mitos satu sekolah: “Dalam satu sekolah kalau bisa pilihan jurusannya beda,
supaya peluang masuknya besar.” Kalau temen-temen tahu, ada sekitar 40 orang
anak SMA 8 Jakarta masuk kedokteran umum UI tiap tahunnya. Banyak lho teman
satu kelas yang ketrima jalur tanpa tes di jurusan dan universitas yang sama.
Anak SMA 3 Yogyakarta yang masuk UGM tanpa tes diatas 100 orang tiap tahunnya
(Jurusan/fakultas favorit di UGM kan nggak sampe 100). Sayangnya, mitos ini
banyak disarankan oleh guru sekolah yang seharusnya membantu siswa memilih
jurusan sesuai potensi mereka, bukannya menjerumuskan siswa ke jurusan yang
tidak dia kehendaki. Nanti kalau prestasi mereka jelek di kampus kan sekolah
juga yang rugi.
#3 Perhatikan cluster jurusan
Dari dua pilihan jurusan yang
disediakan, sebaiknya kamu memilih cluster jurusan yang sama.
Kalau teknik ya teknik semua, kalau agro ya agro semua, kalau sosial ya
sosial semua. Misalnya, kamu jangan memilih pilihan I: Kedokteran Umum, Pilihan
II: Teknik Sipil. Nanti universitasnya akan menganggap kamu cuma coba-coba
saja, karena tidak jelas kamu maunya apa.
Tujuan mendaftar SNMPTN 2015 itu kamu pengen jadi apa,
cita-cita kamu apa. Nah bagusnya, pilihlah jurusan yang masih “satu jenis”.
Misalnya: untuk UGM, pilihan I Teknik Geodesi UGM, Pilihan II: Kartografi dan
Penginderaan Jauh UGM. Walaupun beda fakultas, kedua jurusan tadi kan cuma beda
tipis. Dengan demikian, universitas bisa “membaca” kamu pengennya jadi apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar